Mengulas Teknik Mancing Popping, Umpan, Piranti & Spot


Jakarta, HM – Bagi para maniak mancing laut mancing dengan teknik popping penuh dengan sensasi, namun ada pula belum tahu bagaimana caranya mancing dengan teknik popping itu.

Ya, mancing dengan teknik popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok casting. Tetapi teknik popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung dengan cincin (guide) berukuran besar agar kenur dapat meluncur dengan cepat dan digulung kembali dengan lancar. Joran yang lebih panjang akan menghasilkan pelontaran umpan yang lebih jauh.

Ril yang digunakan biasanya kelas 6000 keatas dan kenurnya adalah benang PE (Braided) kelas 5 (50 lbs) sampai 8 (80 lbs). Sesuai dengan sebutannya, teknik popping khusus menggunakan lure (umpan buatan) yang disebut popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram.

Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut chugger yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ‘pop, pop, pop’ karena kepalanya menabrak air. Itulah sebabnya ia disebut ‘popper’. Jenis yang satu lagi disebut ‘Pencil’ karena kepalanya ‘tajam’ dan pensil ini tidak disentak-sentak tetapi hanya ditarik terus.

Teknik popping hampir sama dengan casting yaitu mengayunkan umpan tiruan ke spot yang dijadikan target kemudian menggulung ril dengan cepat. Setiap setelah beberapa putaran popper disentak (bila umpannya chugger) lalu menggulungnya lagi. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami, sehingga ikan sasaran mau menyambarnya.

Perbedaan utama antara popping dengan casting adalah bahwa popping biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang ‘stand bye’. Artinya mesin kapal tetap hidup dan jangkar tidak diturnkan agar kapal bisa segera mundur bila telah terlalu dekat ke karang atau bila umpan disambar ikan target agar ikan tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi di dalam karang.

Sangat Populer di Bali, NTB, NTT & Banten

Teknik popping sangat populer di Perairan Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur (sekitar Pulau Komodo) dan banyak dilakukan oleh orang asing, seperti Jepang, Korea dan juga Indonesia. Popping sekarang sangat populer di kalangan pemancing hobbyist Indonesia terutama untuk memancing ikan tuna pada waktu musimnya dan GT (Giant Trevally/Kuwe Gerong) yang bisa dilakukan kapan saja asal di spot yang tepat.

Spot yang paling populer untuk pemancing Jabodetabek dan Banten saat ini adalah di sekitar Karang Tungku Tiga dan Batu Mandi sekitar Pulau Sanghyang, Tanjung Tua dan Karang Krekah dekat Bakauhuni, di Karang Jajar dan sekitar Pulau Panaitan, Ujungkulon. Semua spot ini berada di wilayah perairan Selat Sunda. Gerombolan ikan tuna sirip kuning biasanya muncul sekitar Bulan Maret-April di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi.(Sumber: Kabarmancing.com)

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar