Silalahi-Pemancing dari Merek Situnggaling strike ikan mas 15 Kg yang hampir 1 jam menariknya hingga mendarat dengan baik. Lokasi di pemancingan alam Danau Toba di Silalahi, Dairi, Sumut, Jumat 7 Agustus 2020. Video dan foto dikiriman Juliarson Saragih kepada penulis Jumat petang hari itu.
Melihat postingan video dan gambar ikan mas itu di linimasa Juliarson Saragih, banyak warganet pro-kontra. Juga ada menyebut bahwa ikan mas ukuran 15Kg itu "keramat" sehingga memaksa yang mendapat untuk mengembalikannya.
Juga banyak mengait-ngaitkan kejadian tenggelamnya KM Sinar Bangun Tahun Juni 2018, juga akibat adanya pemancing yang dapat ikan mas seberat 13,5 Kg, sebelum tragedi KM Sinar Bangun.
Sebenarnya, jika mengambil ikan di Danau Toba dengan hal wajar dengan memancing, “mardaoton” “bubu”, “tabu-tabu” tidak ada larangan. Bahkan ikan yang dapat pancing sebesar apapun itu tak pernah dipermasalahkan.
Namun larangan keras di Danau Toba, khususnya di Silalahi, Dairi dan sebagaian Danau Toba wilayah Kabupaten Karo, Simalungun adalah “ulah” para Spearfishing (penembak ikan). Juga ulah oknum yang meracun ikan dengan tuba. Hal itu dilarang keras oleh warga setempat dan mengusir oknum-oknum yang melakukan hal itu.
Ikan mas ukuran 15 KG, itu sudah banyak ditemukan di Danau Toba. Jadi ukuran ikan sebesar 15 Kg, itu bukan ikan raksasa. Bahkan medio tahun 1986-1992 ikan ukuran sebesar 12 Kg lebih sudah banyak didapat nelayan Danau Toba.
Salah satunya adalah St Berlin Manihuruk nelayan asal Dusun Hutaimbaru, Nagori Simalungun Mariah, Kecamatan Pamatang Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
“Sebelumnya saya minta maaf jikalau ikannya tidak dilepas. Itu videonya saya sendiri yang videokan. Sebelum ikan kami bawa, terdahulu ikannya dilihat yang punya pranca atau lapak pemancingan di Silalahi. Ikan mas tersebut boleh atau tidak dibawa oleh sipemancing,” tulis Juliarson Saragih menanggapi komentar warganet.
“Setelah dilihat yang punya pranca atau lapak pemancingan, ikan tersebut boleh dibawa dan dikatakan itu rejeki yang mendapatkan. Karena ikan tersebut yang dipancing bukan yang di rambit atau sengaja di incar seperti dipanah. Seandainya yang punya pranca lapak mengatakan ikan tersebut tidak bisa dibawa, ikan itu juga kami lepas kembali ke Danau Toba. Sekian penjelasan dari saya, terimakasih salam sehat selalu buat sahabat semuanya,” ujar Juliarson Saragih.
Ada juga warganet yakni Boru Simarmata mengatakan bahwa dirinya orang tua dari korban KM Sinar Bangun. “Saya dari orang tua korban KM Sinar Bangun 2 tahun yang lewat. Meminta tolong kepada Bapak Bupati Simalungun supaya menginformasikan kepada pemancing tersebut agar ikannya dikembalikan keasalnya. Maaf ya Bapak Bupati saya lancang. Karena saya masih trauma karena kejadian 2 tahun yang lewat,” tulis Boru Simarmata.
Penulis menanggapi Boru Simarmata. Kejadian KM Sinar Bangun karena kesalahan prosedur melebihi muatan, bukan karena ikan mas dapat pemancing di Silalahi Juni 2018 lalu. Tambah banyak orang percaya hoax mitos soal ikan mas di Danau Toba.
Penulis lahir dan dibesarkan di Desa Pinggir Danau Toba. Dari saya kecil ayah saya nelayan di Danau Toba. Sering dapat ikan mas ukuran lebih dari 10 Kg, itu kami syukuri sebagai berkat Tuhan kepeda keluarga.
Mendapat ikan mas di Danau Toba sebesar 15 Kg bukan hal aneh. Sekarang populasi ikan di Danau Toba banyak. Ada patin sudah seberat 20 Kg, ikan bawal seberat 15 Kg, tawes seberat 10 Kg, Ikan Ihan Batak sepanjang 1 meter.
Itu adalah kekayaan SDA Danau Toba. Cara mengambilnya pun secara baik-baik saja dengan tradisional memancing. Jadi kalau ada pemancing mendapatkan ikan mas seberat 15 Kg satu ekor, itu lumrah saja dan itu rezeki sipemancing.
Selagi pemancing berlaku sopan di Danau Toba untuk mencari ikan, itu adalah Berkat Tuhan. Jadi stop berhalusinasi soal mitos ikan mas besar di Danau Toba. Jangan sampai ada anggapan kalau pemancing dapat ikan mas mancing seberat 15 Kg bukan menghormati leluhur.
Semua warga pinggiran Danau Toba dan pemancing di Danau Toba selalu menghormati Leluhur di Danau Toba. Yakni dengan tidak membuang sampah di Danau Toba, tidak cakap kotor di Danau Toba, dan paling khusus tidak meracuni ikan di Danau Toba.
Pengalaman Penulis, sejak usia 6 tahun, Bapakku seorang nelayan untuk menafkahi 9 anaknya sejak tahun 1947 silam dengan berprofesi sebagai nelayan. Sampai sekarang Bapak dan Ibunda saya sehat sehat saja dengan rezi dari Danau Toba.
Bahkan hingga usia 76 tahun Bapak saya masih berprofesi sebagai pencari ikan di Danau Toba. Bahkan 19 Oktober 2019 lalu, St berlin Manihuruk (Bapak saya) dapat mincing ikan bawal seberat 9Kg.
Kepada warganet, karena Anda-Anda, maaf sudah termakan hoax mitos Ikan Mas Danau Toba, sehingga menjadikan ikan mas seberat 15 Kg jadi ikan "keramat". Bagi kami warga yang tinggal dipinggiran Danau Toba, soal ikan mas dapat mancing diatas 10 Kg hingga 15 kg sudah hal lumrah dan itu merupakan rezeki besar si pendapat.
Dan itu merupakan rezeki dari Tuhan kepada sipemancing. Para pemancing di Danau Toba itu hormat-sopan, tidak melakukan "Putas" untuk mendapatkan ikan. Pemancing dengan tradisional dan menggunakan umpan yang natural.
Kaitan kejadian KM Sinar Bangun Juni 2018 lalu, dengan ikan mas besar yang dapat sipancing, itu hanya hoax mitos. SEKALI LAGI ITU HOAX MITOS. Jadi Anda yang tidak setuju dengan pemancing yang dapat Ikan Mas 15 Kg itu, bisa dimaklumi karena pengetahuan Anda dengan Danau Toba dan segala keragamannya kurang.
TAPI KALAU IKAN ITU DAPAT KARENA DIRACUN, DITEMBAK, pasti warga setempat melarang keras. Namun dapat karena dipancing, itu adalah rezeki bagi si pemancing. Populasi ikan-ikan besar sudah bertumbuh dengan baik di Danau Toba karena banyaknya KJA yang memberikan pakan tambahan.
Sehingga para mancing mania menjadikan Danau Toba sebagai obyek wisaya mancing vaforit saat ini karena beragam ikan-ikan besar di Danau Toba yang dapat dipanen warga dengan cara tradisional memancing.
Bahkan di Haranggaol, Paropo, Silalahi sudah mengemas lokasi lapak pemancingan di Danau Toba sebagai usaha menambah perekonomian keluarga. Misalnya seperti sewa lapak, umpan, alat-alat pancing, makanan, kopi the bahkan hingga lokasi penginapan pemancing dari daerah jauh.
Kini Obyek Wisata Mancing secara alami banyak dikemas oleh warga setempat sebagai usaha yang menjanjikan ekonomi keluarga. Dan lapak-lapak pemancingan ini diserbu para mincing mania Danau Toba.
Posting Komentar